Pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan tentang Akusisi Data Mikrotremor yang baik dan benar dan juga tentang pengukuran yang saya lakukan.
Dimulai Dari :
Akuisisi
data mikrotremor terbagi menjadi 2 tahap yaitu desain survei dan tahap desain
penelitian. Pada tahapai desain survei, lokasi titik pengambilan data
mikrotremor berada di sekitar Kota Bandar Lampung. Interval jarak antar titik
sebesar 5 km dengan menggunuakan metode grid
sehingga didapatkan 9 titik data survei seperti yang ditunjukkan pada gambar
berikut :
Gambar 1. Peta Lokasi Desain Survei pra lapangan
Setelah
desain suvei selesai, selanjutnya akan dilakukan survei lokasi pengambilan data
mikrotremor. Survei lokasi dilakukan guna mengetahui kondisi lokasi dan medan
yang di lalui pada saat pengambilan data serta efektivitas waktu. Beberapa
persyaratan pengukuran serta teknik pemilihan lokasi dan teknik pengambilan
data mikrotremor dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel
1. Experimental
conditions (SESAME, 2004)
Jenis parameter
|
Saran yang dianjurkan
|
|
Durasi pencatatan
|
Fg
minimum
yang diharapkan (Hz)
|
Durasi pencatatan minimum yang
disarankan (menit)
|
0.2
|
30’
|
|
0.5
|
20’
|
|
1
|
10’
|
|
2
|
5’
|
|
5
|
3
|
|
10
|
2
|
|
Measurement
spacing (Jarak Pengukuran)
|
·
Microzonation:
Dimulai dengan jarak yang besar (misalnya 500 m (grid)) dan dalam kasus variansi lateral hasil, untuk
mendenfisikasi jarak titik grid,
turun 250 m, misalnya.
·
Single
site response: tidak pernah menggunakan satu titik
pengukuran untuk memperoleh f0,
membuat setidaknya tiga titik pengukuran.
|
|
Recording
parameters (Parameter Perekaman)
|
·
Tingkat sensor sesuai dengan yang
direkomendasikan oleh produsen
·
Dapat memperbaiki tingkat
penguatan secara maksimal tanpa saturasi sinyal
|
|
Coupling
soil-sensor
alami (in situ)
|
·
Atur sensor langsung pada
permukaan tanah
·
Hindari menempatkan sensor
seismograf pada permukaan tanah lunak (lumpur, semak-semak) atau tanah lunak
setelah hujan.
|
|
Coupling
soil-sensor buatan atau artifisial
|
·
Hindari lempengan yang terbuat
dari material lunak seperti karet atau busa.
·
Pada kemiringan yang curam di
mana sulit mendapatkan level sensor yang baik, pasang sensor dalam timbunan
pasir atau wadah yang diisi pasir.
|
|
Keberadaan bangunan atau pohon
|
·
Hindari pengukuran dekat dengan
bangunan, gedung bertingkat, dan pohon yang tinggi, jika tiupan angin di atas
± 5 m/detik. Kondisi ini sangat mempengaruhi hasil analisa HVSR.
·
Hindari pengukuran di lokasi
tempat parkiran, pipa air dan gorong-gorong.
|
|
Kondisi Cuaca
|
·
Angin : Lindungi sensor dari
angin (lebih cepat dari 5 m/s).
·
Hujan : Hindari pengukuran pada
saat hujan lebat. Hujan ringan tidak memberikan gangguan berarti.
·
Suhu : Mengecek kondisi sensor
dan mengikuti instruksi pabrik
|
|
Gangguan
|
·
Sumber monokromatik : hindari
pengukuran mikrotremor dekat dengan mesin, industri, pompa air, generator
yang sedang beroperasi.
·
Sumber sementara : jika terdapat
sumber getar transient (jejak langkah kaki, mobil lewat, motor lewat)
tingkatkan durasi pengukuran untuk memberikan jendela yang cukup untuk
analisis setelah gangguan tersebut hilang.
|
Dengan
menggunakan acuan yang terdapat pada tabel tersebut, terdapat beberapa titik
survei yang bergeser namun tidak jauh dari titik yang telah ditentukan pada
desain survei. Hal ini dikarenakan keadaan kondisi lapangan yang berada di
pertengahan sawah dan berdekatan dengan jalan raya.
Pengambilan
data mikrotremor dilakukan selama 60 menit pada setiap titik lokasi pengukuran
dengan frekuensi sampling 100 Hz, dan
data pengukuran tersimpan secara otomatis dalam penyimpanan digitizer.
Kenapa 60 menit ???
Jadi,
Kami memilih waktu tersebut dikarenakan data seismik yang kita butuhkan agar
dapat memenuhi parameter terbaik yaitu 30 menit, sehingga jika terdapat noise, maka waktu yang tersisa masihlah
cukup dan memenuhi syarat pada tabel 1 diatas. Kemudian jika waktu yang
didapatkan setelah menghapus seluruh noise kurang dari 30 menit, maka kita juga
dapat menggunakan persyaratan di bawahnya, So, itulah karenanya kita mengukur
selama 60 menit.
Semoga terjawab ya guysss...
Semoga terjawab ya guysss...
Daftar
Pustaka
SESAME. 2004. Guidelines For the Implementation of the H/V Spectral Ratio Technique
on Ambient Fibration. Europe: SESAME Europe research project
Habibah U, 2017. KARAKTERISTIK MIKROTREMOR BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRUM, TFA (TIME
FREQUENCY ANALYSIS) DAN ANALISIS SEISMISITAS PADA KAWASAN JALUR SESAR OPAK,
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.