Sunday, June 30, 2019

PENGUKURAN MIKROTREMOR DI LAMPUNG (SECTION 2)


Pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan tentang Akusisi Data Mikrotremor yang baik dan benar dan juga tentang pengukuran yang saya lakukan.

Dimulai Dari :
Akuisisi data mikrotremor terbagi menjadi 2 tahap yaitu desain survei dan tahap desain penelitian. Pada tahapai desain survei, lokasi titik pengambilan data mikrotremor berada di sekitar Kota Bandar Lampung. Interval jarak antar titik sebesar 5 km dengan menggunuakan metode grid sehingga didapatkan 9 titik data survei seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut :


Gambar 1.  Peta Lokasi Desain Survei pra lapangan

Setelah desain suvei selesai, selanjutnya akan dilakukan survei lokasi pengambilan data mikrotremor. Survei lokasi dilakukan guna mengetahui kondisi lokasi dan medan yang di lalui pada saat pengambilan data serta efektivitas waktu. Beberapa persyaratan pengukuran serta teknik pemilihan lokasi dan teknik pengambilan data mikrotremor dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Experimental conditions (SESAME, 2004)

Jenis parameter
Saran yang dianjurkan
Durasi pencatatan
Fg minimum yang diharapkan (Hz)
Durasi pencatatan minimum yang disarankan (menit)
0.2
30’
0.5
20’
1
10’
2
5’
5
3
10
2
Measurement spacing (Jarak Pengukuran)
·         Microzonation: Dimulai dengan jarak yang besar (misalnya 500 m (grid)) dan dalam kasus variansi lateral hasil, untuk mendenfisikasi jarak titik grid, turun 250 m, misalnya.
·         Single site response: tidak pernah menggunakan satu titik pengukuran untuk memperoleh f0, membuat setidaknya tiga titik pengukuran.
Recording parameters (Parameter Perekaman)
·         Tingkat sensor sesuai dengan yang direkomendasikan oleh produsen
·         Dapat memperbaiki tingkat penguatan secara maksimal tanpa saturasi sinyal
Coupling soil-sensor alami (in situ)
·         Atur sensor langsung pada permukaan tanah 
·         Hindari menempatkan sensor seismograf pada permukaan tanah lunak (lumpur, semak-semak) atau tanah lunak setelah hujan.
Coupling soil-sensor buatan atau artifisial
·         Hindari lempengan yang terbuat dari material lunak seperti karet atau busa.
·         Pada kemiringan yang curam di mana sulit mendapatkan level sensor yang baik, pasang sensor dalam timbunan pasir atau wadah yang diisi pasir.
Keberadaan bangunan atau pohon
·         Hindari pengukuran dekat dengan bangunan, gedung bertingkat, dan pohon yang tinggi, jika tiupan angin di atas ± 5 m/detik. Kondisi ini sangat mempengaruhi hasil analisa HVSR.
·         Hindari pengukuran di lokasi tempat parkiran, pipa air dan gorong-gorong. 
Kondisi Cuaca
·         Angin : Lindungi sensor dari angin (lebih cepat dari 5 m/s).
·         Hujan : Hindari pengukuran pada saat hujan lebat. Hujan ringan tidak memberikan gangguan berarti.
·         Suhu : Mengecek kondisi sensor dan mengikuti instruksi pabrik
Gangguan
·         Sumber monokromatik : hindari pengukuran mikrotremor dekat dengan mesin, industri, pompa air, generator yang sedang beroperasi.
·         Sumber sementara : jika terdapat sumber getar transient (jejak langkah kaki, mobil lewat, motor lewat) tingkatkan durasi pengukuran untuk memberikan jendela yang cukup untuk analisis setelah gangguan tersebut hilang.

Dengan menggunakan acuan yang terdapat pada tabel tersebut, terdapat beberapa titik survei yang bergeser namun tidak jauh dari titik yang telah ditentukan pada desain survei. Hal ini dikarenakan keadaan kondisi lapangan yang berada di pertengahan sawah dan berdekatan dengan jalan raya.

Pengambilan data mikrotremor dilakukan selama 60 menit pada setiap titik lokasi pengukuran dengan frekuensi sampling 100 Hz, dan data pengukuran tersimpan secara otomatis dalam penyimpanan digitizer.

Kenapa 60 menit ???

Jadi, Kami memilih waktu tersebut dikarenakan data seismik yang kita butuhkan agar dapat memenuhi parameter terbaik yaitu 30 menit, sehingga jika terdapat noise, maka waktu yang tersisa masihlah cukup dan memenuhi syarat pada tabel 1 diatas. Kemudian jika waktu yang didapatkan setelah menghapus seluruh noise kurang dari 30 menit, maka kita juga dapat menggunakan persyaratan di bawahnya, So, itulah karenanya kita mengukur selama 60 menit.
Semoga terjawab ya guysss...



Daftar Pustaka 
SESAME. 2004. Guidelines For the Implementation of the H/V Spectral Ratio Technique on Ambient Fibration. Europe: SESAME Europe research project

Habibah U, 2017. KARAKTERISTIK MIKROTREMOR BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRUM, TFA (TIME FREQUENCY ANALYSIS) DAN ANALISIS SEISMISITAS PADA KAWASAN JALUR SESAR OPAK, Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Saturday, June 29, 2019

PENGUKURAN MIKROTREMOR DI LAMPUNG


Gambar 1. Dokumentasi saat breiefing dan instalasi alat (Sumber: penulis)

Ini adalah cerita tentang pengalaman saya pada saat melakukan akuisisi data Mikrotremor yang dilakukan di Bandar Lampung dan Lampung Timur bersama 2 Dosen yang bernama Bu Maria Rosalita Sudibyo S.T., M.T, Bapak Cahli Suhendi S.T., M.T, Bapak Hudrom dari BMKG Pusat, dan Bang M. Luthfi TG 2015.
Saya adalah salah satu mahasiswa yang diajak langsung oleh Dosen saya yaitu Bu Maria untuk membantu melakukan pengukuran Mikrotremor untuk penelitian yang bekerjasama oleh BPBD Provinsi Lampung. Kami melakukan pengukuran pada tanggal 18-20 Juni 2019.
(a) kiri (b) kanan

Gambar 2. Sentring alat seismometer LE-3Dlite (a) dan Alat seismometer LE-3Dlite (b) (Sumber: penulis)

Pengukuran yang dilakukan menggunakan alat seismometer LE-3Dlite (Short Period), Main unit Taurus Portable Seismograph (Nanometrics Inc), GPS, Power Supply (Aki 12V). 

Pengukuran dilakukan selama 60 menit dan menggunakan panduan dari Taurus Portable Seismograph User Guide.

Gambar 3. Taurus Portable Seismograph (Sumber: penulis)



Day 1

Di hari pertama Saya, Bang Luthfi dan Bu Maria menjemput Teknisi dari BMKG Pusat di Bandara Radin Inten 2. Setelah itu kami melakukan pengukuran sebanyak 5 titik yang tersebar di Kota Bandar Lampung. Pada saat pengukuran ke 4 kami menjemput satu dosen yaitu Bapak Cahli Suhendi. 

Day2

Di hari kedua kami melanjutkan pengukuran pada 4 titik. dan setelah melakukan pengukuran tersebut, kami melakukan crosscheck untuk data seismik yang kami dapatkan dan kami membuatkan schedule untuk pengukuran di hari ketiga untuk mengukur di daerah Menggala dan Way Kambas (Lampung Timur).

Day 3

Di hari ke ketiga kami melakukan pengukuran hanya 2 titik (Menggala dan Sukadana), dikarenakan waktu tempuh perjalanan kami yang cukup lama. Penyebab kami melakukan pengukuran di titik tersebut adalah karena tidak adanya data mikrotremor yang di miliki di lokasi tersebut.

Gambar 4. Peta lokasi pengukuran di Provinsi Lampung (Sumber: GoogleMyMaps)



Lokasi Pengukuran yang dilakukan berada pada kotak kuning di peta.


Dari data mikrotremor yang kami ukur, kami juga mendapatkan data mikrotremor dari data BMKG yang menempatkan posisi Mikrotremor di daerah Batu Putih Pemda Liwa, Rajabasa, Bandar Lampung, Kota Bumi,  dan Kota Agung.
“Janganlah menyianyiakan kesempatan, selagi masih ada kesempatan”


KRIS HAMONANGAN PARULIAN DAVID
12116133/TEKNIK GEOFISIKA ITERA

CERITA AKUISISI DATA GEOLISTRIK

  Pengalaman untuk melakukan penelitian bersama dosen adalah hal yang sangat menyenangkan, banyak hal yang bisa di petik. Ini adalah cerit...