1. Struktur batuan
Struktur batuan merupakan gambaran tentang kenampakan atau keadaan batuan, termasuk di dalamnya bentuk atau kedudukannya. Struktur batuan mengamati ciri-ciri batuan dalam berskala besar, yang dapat diamati di lapangan, seperti perlapisan, lineasi, kekar-kekar, dan vesikularitas. Oleh karena itu sebongkah batuan (hand speciment) tidak dapat mendeskripsikan struktur batuan tersebut.
2. Tekstur batuan
Mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum,dan sesudah kristalisasi. Oleh karena itu, sebongkah batuan (hand speciment) dapat mendeskripsikan tekstur batuan dengan ketelitian hingga 75%.
Mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum,dan sesudah kristalisasi. Oleh karena itu, sebongkah batuan (hand speciment) dapat mendeskripsikan tekstur batuan dengan ketelitian hingga 75%.
Berdasarkan
keterjadiannya, Struktur batuan dapat dikelompokkan menjadi:
- Struktur primer, yaitu struktur yang terjadi pada saat proses pembentukan batuan. Misalnya cross bedding pada batuan sedimen atau kekar akibat cooling joint pada batuan beku.
- Struktur skunder, yaitu struktur yang terjadi kemudian setelah batuan terbentuk akibat adanya proses deformasi atau tektonik. Misalnya fold, fault dan joint.
B. Tekstur dan Struktur Pada Batuan
Beku
1. Tekstur Pada Batuan Beku
Tekstur adalah kenampakan dari batuan (ukuran, bentuk dan hubungan keteraturan mineral dalam batuan) yang dapat merefleksikan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Faktor utama yang berperan dalam pembentukan tekstur pada batuan beku adalah kecepatan pembekuan magma.
Tekstur adalah kenampakan dari batuan (ukuran, bentuk dan hubungan keteraturan mineral dalam batuan) yang dapat merefleksikan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Faktor utama yang berperan dalam pembentukan tekstur pada batuan beku adalah kecepatan pembekuan magma.
Faktor lain
:
- Kecepatan difusi, kecepatan atom dan molekul berdifusi dalam cairan,
- Kecepatan pembentukan kristal,
- Kecepatan pertumbuhan kristal.
1.1 Kristalinitas
Merupakan derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.
Dalam
pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:
- Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan.
- Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal
- Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.
Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
- Fanerik, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:
- Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya.
1.3 Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal
dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari
pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:
a. Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurna
b. Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna
c. Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak sempura
1.4 Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi
didefinisikan sebagai hubungan antara kristal/mineral yang satu dengan yang
lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:
a.) Equigranular yaitu apabila secara
relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar,
Berdasarkan keidealan kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:
- Panidiomorfik granular yaitu mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.
- Hipidiomorfik granular yaitu mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.
- Allotriomorfik granular yaitu mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.
b.) Inequigranular yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan
tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut
massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.
1.5 Struktur Pada Batuan Beku
Berikut
struktur-struktur yang berhubungan dengan aliran magma:
- Schlieren: struktur kesejajaran yang dibentuk mineral prismatik, pipih atau memanjang atau oleh xenolith akibat pergerakan magma.
- Segregasi: struktur pengelompokan mineral (biasanya mineral mafik) yang mengakibatkan perbedaan komposisi mineral dengan batuan induknya.
- Lava bantal: struktur yang diakibatkan oleh pergerakan lava akibat interaksi dengan lingkungan air, bentuknya menyerupai bantal, di mana bagian atas cembung dan bagian bawah cekung.
Berikut
struktur-struktur yang berhubungan dengan pendinginan magma:
- Vesikuler:lubang-lubang bekas gas pada batuan beku (lava).
- Amigdaloidal: lubang-lubang bekas gas pada batuan beku (lava), yang telah diisi oleh mineral sekunder, seperti zeolit, kalsit, kuarsa.
- Kekar kolom: kekar berbentuk tiang dimana sumbunya tegak lurus arah aliran.
- Kekar berlembar: kekar berbentuk lembaran, biasanya pada tepi/atap intrusi besar akibat hilangnya beban, atau pada lava.
Berdasarkan tempat
pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan beku extrusive dan intrusive.
Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan pada tekstur masing masing
batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang tersingkap merupakan hal
pertama yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah yang disebut sebagai
struktur batuan beku.
1.5.1 Struktur batuan beku ekstrusif
Batuan beku
ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dipermukaan
bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagia struktur
yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan
lava tersebut. Struktur ini diantaranya:
a.) Masif yaitu struktur yang memperlihatkan
suatu masa batuan yang terlihat seragam.
b,) Sheeting joint yaitu struktur batuan beku yang
terlihat sebagai lapisan.
c.) Columnar
joint yaitu
struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil.
d.) Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai
bantal yang bergumpalgumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada
lingkungan air.
e.) Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan
lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada
saat pembekuan.
f.) Amigdaloidal yaitu struktur vesikular yang
kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit.
g.) Struktur
aliran, yaitu
struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu
akibat aliran.
1.5.2 Struktur Batuan Beku Intrusif
Batuan beku
ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dibawah
permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu
konkordan dan diskordan.
1. Konkordan
Tubuh batuan
beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis jenis dari
tubuh batuan ini yaitu :
- Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan
- Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter.
- Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.
- Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan kilometer.
2. Diskordan
Tubuh batuan
beku intrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya. Jenis-jenis tubuh
batuan ini yaitu:
- Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.
- Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
- Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih kecil.
Daftar
Pustaka
Best,
M.G., 1982, Igneous and Metamorphic Petrology, W.H. Freeman and Company, San
Fransisco.